KSI Premium Kutuk Tindakan Kekerasan terhadap Warga Mayangsari

KSI Premium Kutuk Tindakan Kekerasan terhadap Warga Mayangsari
Andi Sisuwanto Ketua KSI Premium

Harian Suluh-Komunitas Syi’ar Islam (KSI) Premium mengutuk keras tindakan kekerasan yang menimpa seorang warga Desa Mayangsari, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, yang diduga dibacok oleh oknum keamanan PT Sari Lembah Subur. Korban diketahui bukan pelaku bentrokan atau bagian dari kelompok tertentu, melainkan hanya melintas di sekitar area perusahaan saat peristiwa terjadi.

Ketua Umum KSI Premium, Andi Sisuanto, menyatakan bahwa peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya keselamatan warga sipil di tengah lemahnya kontrol terhadap aparat keamanan perusahaan.

"Kita tahu mereka bertugas. Tapi tugas bukan berarti memiliki hak untuk bertindak seperti algojo. Apa artinya pengamanan jika nyawa rakyat tak lagi dihargai? Ketika orang yang hanya melintas pun dibacok tanpa alasan jelas, maka di situlah kemanusiaan runtuh dan hukum kehilangan wibawa,” tegasnya, Kamis (30/10).

Andi menilai bahwa kasus di Mayangsari ini tidak berdiri sendiri, melainkan bagian dari kultur kekerasan yang tumbuh karena lemahnya pengawasan dan arogansi kekuasaan lokal.

“Kekerasan yang dilakukan terhadap warga tak bersalah bukanlah insiden kecil — ini gejala penyakit sosial. Kita pernah dengar kasus serupa di Riau bagian selatan, di mana petani dianiaya hanya karena dianggap ‘mengganggu operasi perusahaan’. Pola semacam ini memperlihatkan bahwa kekuasaan sering berjalan tanpa hati nurani,” ujarnya.

Ia menambahkan, Pelalawan harus menjadi titik balik moral, bukan wilayah yang menormalisasi kekerasan terhadap rakyat kecil.

“Riau adalah daerah yang kaya dan berperadaban, tapi jangan sampai kekayaan itu menumbuhkan kesombongan. Pemerintah daerah harus memastikan perlindungan bagi setiap warga, tanpa pandang status sosial. Tidak boleh ada lagi warga sipil yang terluka hanya karena melintas di tanah kelahirannya sendiri,” tegas Andi.

KSI Premium juga meminta agar penegak hukum bertindak cepat dan transparan dalam mengusut kasus ini.

“Kami mendesak agar pelaku pembacokan dihukum setimpal. Tidak ada alasan pembenaran apa pun. Kalau ini dibiarkan, maka besok siapa pun bisa menjadi korban berikutnya,” ujarnya dengan nada tegas.

Dalam pandangan KSI Premium, peristiwa ini merupakan cermin kemunduran moral aparat dan lemahnya kontrol etika dalam sektor keamanan.

“Keadilan bukan milik orang kaya, bukan milik perusahaan, bukan milik mereka yang berseragam. Keadilan adalah hak setiap manusia yang hidup di bumi ini — termasuk mereka yang miskin, sunyi, dan tanpa pelindung,” kata Andi.

Ia menutup pernyataannya dengan pesan reflektif  “Ini bukan hanya luka seorang warga Mayangsari — ini luka bagi seluruh bangsa. Dari peristiwa ini, kita diingatkan bahwa kekuasaan tanpa nurani hanyalah bentuk penjajahan baru. Dan bangsa yang membiarkan kekerasan atas nama tugas, sedang berjalan menuju kehancurannya sendiri.***Rilis

#ksi