Harian Suluh-Dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Anggota DPD RI Sewitri menyoroti dua persoalan krusial yang berdampak langsung terhadap sektor pariwisata di daerah, yakni akses jalan menuju destinasi wisata Bono dan banjir yang diakibatkan oleh PLTA.
Sewitri menjelaskan, akses jalan lintas menuju kawasan wisata Bono yang merupakan salah satu fenomena gelombang pasang surut (tidal bore) masih sangat terbatas dan kurang memadai, sehingga berdampak pada pengembangan pariwisata.
“Bono adalah potensi pariwisata kelas dunia, tetapi jika akses jalannya masih rusak dan sulit dijangkau dapat menurunkan peminat. Sehingga perlu perhatian lebih dari Kementerian Pariwisata untuk menyelesaikan masalah ini, oleh sebab itu kami meminta agar jalan menuju wisata bono dijadikan jalan strategis Nasional” ujar Sewitri.
Selain persoalan infrastruktur jalan, Sewitri juga menyinggung dampak banjir yang semakin sering terjadi akibat Waduk PLTA di Pelalawan. Menurutnya banjir berdampak pada sektor pariwisata serta ekonomi masyarakat.
“PLTA memang penting, tapi dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat harus kita perhatikan juga. Banjir yang diakobatkan pembukaan PLTA membuat banjir dan jalanan semakin rusak, sehingga akses untuk menuju ke tempat pariwisata juga berdampak. Sehingga perlu kerjasama antar kementerian untuk mencari solusi untuk permasalahan ini,” tutupnya.***abay_21
#sungai kampar #bono