Harian Suluh- Meski terjadi pro dan kontra terkait penertiban kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) oleh satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) namun tampaknya beberapa organisasi mulai menyuarakan keberpihakanya. Seperti yang dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Provinsi Riau mendukung langkah tegas yang dilakukan oleh satgas PKH tersebut.
Hal itu disampaikan langsung oleh Agustiar, S.E ketua Pimpinan Wilayah MABMI provinsi Riau, Selasa(10/06/25).
"Kami MABMI Riau mendukung penuh langkah tegas pemerintah melalui tim satgas PKH karena persoalan di TNTN selama ini tak pernah selesai dan perambahan hutan semakin masif melalui satgas PKH ini harapan terhadap penyelesaian itu bisa terwujud" Ungkap Agustiar, S.E
Lanjut Agustiar, TNTN harus diselamatkan karena merupakan kawasan konservasi penting yang memiliki berbagai nilai, baik ekologis, sosial, dan ekonomi.
"TNTN menjadi rumah bagi berbagai spesies langka, termasuk gajah Sumatra, dan juga menjadi bagian dari ekosistem yang mendukung keberagaman hayati, jadi langkah penyelamatan itu sangat penting dan TNTN merupakan paru- parunya dunia" Terang Agustiar.
Sebagai informasi tambahan TNTN memiliki luas total 81.793 hektar. Taman Nasional ini ditetapkan melalui keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia pada tanggal 28 Oktober 2014.
Sisa hutan alami di TNTN saat ini sekitar 13.750 hektar dari total luas kawasan 81.793 hektar. Sekitar 40.460 hektar telah diubah menjadi perkebunan sawit, dan sisanya berupa hutan sekunder dan semak belukar. ***abay_21
#tntn #mabmi