HARIAN SULUH. COM Kampar, Riau ,Jalan Sungai Pinang, akses vital yang menghubungkan berbagai desa di Kabupaten Kampar, kini berubah menjadi lintasan rusak parah. Aspal mengelupas, lubang menganga di mana-mana, dan debu beterbangan setiap hari. Jalan yang dulu menjadi nadi ekonomi dan mobilitas warga kini menjelma jadi ancaman nyata bagi keselamatan.
Penyebab kerusakan ini diduga kuat berasal dari aktivitas tambang tanah timbun ilegal yang beroperasi secara bebas tanpa pengawasan. Puluhan truk tronton roda 10 berlalu-lalang setiap hari, mengangkut material yang disebut-sebut digunakan untuk proyek jalan tol di wilayah tersebut.
“Jalan ini hanya sanggup menahan beban maksimal 8 ton. Tapi truk-truk besar dengan muatan 19 sampai 20 ton lewat tanpa henti. Tak heran jalan kami hancur lebur,” keluh seorang warga setempat dengan nada geram.
Warga menyebut, aktivitas tambang tersebut dijalankan oleh seorang berinisial Anas , yang diduga memiliki backing dari orang-orang berpengaruh. Meski kerusakan semakin parah, belum terlihat ada upaya dari pemerintah maupun aparat penegak hukum untuk menghentikan kegiatan tersebut.
Upaya penghentian sebenarnya sempat dilakukan oleh pihak Kecamatan dan Pemerintah Desa. Camat dan Kepala Desa Pulau Birandang telah turun langsung ke lokasi dan menyerahkan surat peringatan serta himbauan agar aktivitas tambang dihentikan. Namun, peringatan tersebut tidak digubris oleh pelaku tambang.
“Sudah jelas-jelas dilarang, tapi tetap jalan. Seolah-olah mereka kebal hukum. Kami menduga kuat mereka dibekingi oleh aparat keamanan,” ucap warga lainnya dengan nada kecewa.
Tak hanya infrastruktur yang rusak, warga juga harus menghadapi dampak lingkungan berupa debu pekat yang mengganggu pernapasan, terutama bagi anak-anak dan lansia. Aktivitas tambang ilegal ini tak hanya merusak jalan, tetapi juga mencemari lingkungan dan menurunkan kualitas hidup masyarakat.
“Kami merasa seperti rakyat yang tak dianggap. Jalan rusak, udara kotor, suara truk siang malam. Tapi pejabat diam saja,” ujar warga lainnya.
Kegeraman warga pun memuncak. Mereka mendesak agar Kapolda Riau segera turun langsung ke lokasi untuk melihat kondisi sebenarnya dan mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas tambang ilegal yang telah meresahkan.
“Kalau Kapolda memang berpihak pada rakyat kecil, datanglah ke sini. Lihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kami hidup dalam bahaya dan debu. Jangan tunggu sampai ada korban baru bergerak,” tegas seorang warga.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah daerah maupun pihak kepolisian mengenai keberadaan aktivitas tambang ilegal ini, atau kepastian soal perbaikan jalan.**rls
#jalan rusak #tangbang ilegal #tanah timbun ilegal